Fungsi Manajemen dalam Agribisnis
Beranda » Agribisnis » Fungsi Manajemen dalam Agribisnis

Fungsi Manajemen dalam Agribisnis

Accumini.com – Fungsi Manajemen dalam Agribisnis. Pernahkah kalian mendengar istilah Good Agricultural Practice atau yang biasa disingkat dengan GAP? GAP adalah sistem sertifikasi dalam budidaya tanaman yang baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan. GAP merupakan syarat wajib bagi produsen pertanian agar produknya diterima di pasar bebas dunia.

Dalam penerapan GAP, diperlukan manajemen agribisnis yang menjamin seluruh kegiatan dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP). Manajemen ini penting karena sistem agribisnis tanaman terdiri dari beberapa subsistem yang saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain.

Manajemen agribisnis memastikan agar pengelolaan bisnis dilakukan secara efektif dan efisien di tiap subsistem, mendukung kelancaran sistem secara keseluruhan. Menurut Hasibuan (2017), manajemen adalah ilmu dan seni dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Manajemen agribisnis merupakan pengembangan fungsi dari sistem agribisnis yang dinamis dan mengoordinasikan sumber daya pertanian dari hulu hingga hilir, agar memberikan manfaat dan keuntungan bagi pelaku usaha.

Karakteristik Manajemen Agribisnis

Menurut Downey dan Erickson (1992), manajemen agribisnis memiliki karakteristik yang membedakannya dari manajemen pada sektor lain, di antaranya:

  • Keanekaragaman jenis bisnis dari sektor hulu ke hilir.
  • Jumlah pelaku agribisnis yang sangat besar.
  • Keterkaitan erat antara agribisnis dan petani.
  • Keragaman skala usaha, dari rumah tangga hingga perusahaan besar.
  • Persaingan pasar yang ketat, terutama pada skala kecil.
  • Adanya filosofi cara hidup tradisional para pelaku usaha.
  • Mayoritas badan usaha dijalankan oleh petani dan keluarganya.
  • Produksi agribisnis bersifat musiman.
  • Tergantung pada faktor eksternal seperti cuaca dan lingkungan.
  • Terpengaruh langsung oleh kebijakan dan program pemerintah.

Lima Fungsi Manajemen dalam Agribisnis

Menurut Rahim dan Hastuti (2005), terdapat lima fungsi utama manajemen agribisnis, yaitu:

  1. Fungsi Perencanaan (Planning)
  2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
  3. Fungsi Pengarahan (Directing)
  4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
  5. Fungsi Evaluasi (Evaluating)

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Menurut Manullang (1996), perencanaan dalam agribisnis harus mencakup enam unsur penting: way (cara), why (mengapa), where (di mana), when (kapan), who (siapa), dan how (bagaimana). Berikut penjelasan dari setiap unsur tersebut:

Unsur Penjelasan
Way (cara) Menjabarkan kegiatan produksi dan distribusi dalam proses agribisnis berdasarkan pemanfaatan faktor-faktor produksi.
Why (mengapa) Menjelaskan alasan kegiatan agribisnis dilakukan, termasuk tujuan seperti pencapaian target penjualan dan kepuasan pelanggan.
Where (di mana) Menentukan lokasi pelaksanaan kegiatan agribisnis, dengan mempertimbangkan akses terhadap bahan baku dan pasar.
When (kapan) Menjelaskan waktu mulai dan selesai kegiatan, serta menetapkan standar waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Who (siapa) Mengidentifikasi siapa saja yang mengerjakan, termasuk keahlian, tanggung jawab, dan wewenang karyawan atau manajer.
How (bagaimana) Menjabarkan metode kerja, baik secara manual maupun menggunakan mesin, serta merinci SOP, kualitas, kuantitas, dan efisiensi produksi.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Menurut Terry dan Rue (1993), fungsi pengorganisasian melibatkan pengelompokan kegiatan penting serta pemberian wewenang kepada individu atau kelompok untuk menjalankannya. Struktur organisasi sangat penting agar:

  • Mempermudah proses pengarahan dan pengawasan.
  • Memperjelas alur tanggung jawab dan koordinasi.
  • Meningkatkan efisiensi kerja di seluruh subsistem agribisnis.

3. Fungsi Pengarahan (Directing)

Fungsi pengarahan mencakup upaya memberikan instruksi, motivasi, dan bimbingan kepada semua pihak agar bekerja sesuai tujuan yang telah direncanakan. Pengarahan harus dilakukan secara komunikatif, efektif, dan berkesinambungan.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah proses memantau pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan rencana. Ini meliputi:

  • Mengevaluasi kinerja pelaksana.
  • Membandingkan hasil aktual dengan target yang ditetapkan.
  • Memberikan tindakan korektif bila terjadi penyimpangan.
Baca Juga  Empat Faktor Produksi Pertanian

5. Fungsi Evaluasi (Evaluating)

Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan dari seluruh proses manajemen. Hasil evaluasi menjadi bahan masukan dalam menyusun perencanaan berikutnya agar tercipta siklus manajemen yang terus berkembang dan adaptif.

 Struktur Organisasi Divisi Kebun PTPN XII

Amatilah struktur organisasi Divisi Kebun PTPN XII (Gambar 1.5). Dalam gambar tersebut terlihat jelas alur komando, pembinaan, dan koordinasi. Manajer kebun sebagai atasan memiliki hak untuk memberikan perintah dan arahan kepada:

  • Asisten Kepala

  • Asisten Akunting

  • Asisten Tanaman

  • Asisten Teknologi dan Pengolahan (Tekpol)

  • Asisten Wisata Agro

Menurut Terry dan Rue (1993), fungsi pengorganisasian mencakup:

a. Identifikasi: Menetapkan dan menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan.
b. Pembagian Kerja: Membagi pekerjaan dan menugaskannya kepada orang-orang tertentu.
c. Pengelompokan Tugas: Mengelompokkan tugas-tugas serupa dalam satu workstation.
d. Penentuan Kualifikasi: Menentukan kualifikasi dan spesifikasi kerja untuk setiap workstation.
e. Pembentukan Satuan Kerja: Mengelompokkan workstation menjadi satuan yang dipimpin dan saling berhubungan.
f. Distribusi Tanggung Jawab: Mendistribusikan pekerjaan, tanggung jawab, dan jangkauan wewenang (span of control).
g. Penyesuaian Organisasi: Menyesuaikan organisasi berdasarkan hasil evaluasi.
h. Koordinasi: Menyelaraskan semua elemen agar tujuan organisasi tercapai.

Dalam pengorganisasian ini, peran manajer agribisnis sangat penting, terutama dalam pengambilan keputusan dan penempatan sumber daya manusia sesuai keahliannya.

Contohnya, pada usaha agribisnis budi daya melon, struktur organisasi mencakup manajer, bagian administrasi, operator greenhouse, dan pekerja lapang. Manajer harus memahami kualifikasi masing-masing posisi, seperti operator greenhouse yang harus kompeten dalam budi daya hidroponik.

2. Fungsi Pengarahan/Penggerakkan (Leading/Actuating)

Setiap perusahaan agribisnis memiliki tujuan yang harus dicapai agar tetap eksis. Untuk itu, pimpinan perusahaan wajib memberikan pengarahan kepada karyawan agar pekerjaan berjalan lancar.

Menurut Downey dan Erickson (1992), pengarahan mencakup:

  • Penentuan kewajiban dan tanggung jawab

  • Penetapan hasil yang harus dicapai

  • Delegasi wewenang

  • Penciptaan motivasi atau keinginan untuk berhasil

Amati struktur organisasi PTPN XII (Gambar 1.4). Di situ tampak jelas bahwa komando dan pembinaan merupakan bentuk pengarahan dari manajer kebun kepada bawahan. Dalam praktiknya, pengarahan tidak hanya berupa perintah, tapi juga motivasi.

Menurut Hasibuan (2010), terdapat dua jenis motivasi:

  1. Motivasi Positif (Insentif Positif)
    Manajer memberikan penghargaan seperti hadiah, pujian, atau kenaikan gaji kepada bawahan yang berprestasi. Hal ini meningkatkan semangat kerja dan kepuasan kerja.

  2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
    Manajer memberikan sanksi kepada pekerja yang berkinerja rendah. Ini efektif dalam jangka pendek karena efek ketakutan, namun kurang baik dalam jangka panjang.

3. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan sangat penting untuk:

  • Mengukur pencapaian tujuan perusahaan

  • Menentukan penyebab penyimpangan

  • Mengambil tindakan korektif jika ada kesalahan

  • Mengetahui kendala atau kesulitan yang dihadapi karyawan

Menurut Manullang (1996), jenis-jenis pengawasan dapat digolongkan menjadi:

  1. Berdasarkan Waktu

    • Pengawasan Preventif: Dilakukan sebelum terjadi kesalahan (untuk pencegahan).

    • Pengawasan Represif: Dilakukan setelah kegiatan berjalan, dengan membandingkan hasil terhadap standar yang telah ditentukan.

  2. Berdasarkan Objek
    Mulai dari hulu hingga hilir, meliputi bahan baku, proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran, dan keuangan.

  3. Berdasarkan Subjek

    • Internal: Produksi dan keuangan.

    • Eksternal: Distribusi dan pemasaran.

  4. Berdasarkan Cara Pengumpulan Data

    • Pengamatan langsung (personal observation)

    • Laporan lisan (oral report)

    • Laporan tertulis (written report)

    • Pengawasan berdasarkan pengecualian (control by exception)

4. Fungsi Evaluasi (Evaluation)

Fungsi evaluasi digunakan untuk:

  • Menilai pelaksanaan sistem agribisnis (baik yang sedang maupun telah dijalankan)

  • Mengetahui apakah tujuan telah tercapai

  • Mengidentifikasi penyimpangan dan perbaikannya

  • Meninjau efektivitas penggunaan bahan baku dari segi jumlah, kualitas, dan kontinuitas

Evaluasi dilakukan pada seluruh subsistem agribisnis, mencakup: bahan baku, produksi, pengolahan, pemasaran, hingga manajemen keuangan.

Mekanisme Kerja dan Fungsi-fungsi Manajemen

Kegiatan manajemen diawali dengan masukan informasi yang digunakan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi (lihat Gambar 1.6).
Pada tahap inilah fungsi manajemen sangat diperlukan, agar pemanfaatan sumber daya dalam mencapai tujuan dapat berjalan secara optimal melalui sistem manajerial yang terstruktur.

Scroll to Top