Accumini.com – Ciri-Ciri Masyarakat Desa. Secara umum, masyarakat desa dikenal memiliki kehidupan yang bersifat tradisional. Beberapa ciri khas dari masyarakat desa antara lain sebagai berikut:
1. Keterikatan Erat dengan Tanah
Masyarakat desa memiliki ikatan yang sangat kuat dengan tanah. Tanah merupakan sumber penghidupan utama. Seberapa pun sempit atau tidak suburnya lahan yang dimiliki, mereka tetap akan berusaha mempertahankan dan mengusahakannya. Kepemilikan tanah bahkan menjadi tolak ukur kedudukan sosial warga desa.
Tanah tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga memiliki nilai sosial, budaya, dan spiritual yang tinggi. Bagi masyarakat desa, tanah adalah bagian dari identitas dan keberlangsungan hidup mereka.
2. Sikap Magis Religius
Masyarakat desa cenderung menghadapi permasalahan dengan pendekatan magis dan religius. Minimnya pengetahuan akan teknologi modern membuat mereka lebih percaya pada kekuatan alam dan spiritualitas. Alam dianggap sebagai kekuatan yang harus dihormati, bahkan dimohon bantuannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai ritual dan upacara dilakukan untuk memohon hasil panen yang melimpah, menjaga kesuburan tanah, dan menghindari serangan hama. Hal ini merupakan cerminan dari keyakinan magis religius yang kuat dalam kehidupan masyarakat desa.
3. Kehidupan Gotong Royong
Gotong royong adalah nilai utama dalam kehidupan masyarakat desa. Mereka saling membantu dalam menghadapi tantangan alam maupun dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pola kerja sama ini menciptakan kebergantungan sosial yang tinggi, yang selanjutnya membentuk disiplin sosial melalui adat, tradisi, dan kebiasaan yang dihormati oleh seluruh anggota masyarakat.
Pelanggaran terhadap pola kehidupan yang sudah mapan dianggap berdampak buruk tidak hanya bagi pelakunya, tetapi juga bagi seluruh komunitas.
4. Memegang Tradisi Secara Kuat
Tradisi merupakan warisan leluhur yang dijaga dengan ketat oleh masyarakat desa. Tradisi bukan hanya bentuk penghormatan terhadap masa lalu, melainkan juga menjadi pedoman hidup yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelanggaran terhadap tradisi dipercaya akan menimbulkan kerugian baik secara materiil maupun spiritual bagi masyarakat.
5. Menghormati Para Pini Sepuh
Orang tua dan para pini sepuh (tokoh masyarakat) memiliki peranan penting dalam kehidupan desa. Setiap keputusan dan pendapat mereka sangat dihormati, bahkan menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan individu maupun masyarakat.
Para pini sepuh seringkali dijadikan tempat bertanya dan meminta pertimbangan sebelum melakukan tindakan penting.
6. Kepercayaan pada Pemimpin Lokal dan Tradisional
Selain para sepuh, masyarakat desa juga memiliki kepercayaan yang besar terhadap pemimpin lokal, baik dalam pemerintahan, agama, maupun kehidupan sehari-hari. Kepemimpinan yang bersifat kekeluargaan membuat masyarakat lebih mengutamakan kepercayaan dan integritas pemimpin dibanding sekadar kecakapan teknis.
Mereka berharap pemimpin dapat membimbing masyarakat menuju keseimbangan hidup secara materiil dan spiritual, serta membantu dalam menghadapi kesulitan.
7. Organisasi Kemasyarakatan yang Relatif Statis
Karena kepercayaan yang sangat tinggi terhadap pimpinan, masyarakat desa cenderung patuh tanpa kritik. Kemajuan masyarakat sering kali sangat bergantung pada kualitas pribadi pimpinan. Akibatnya, organisasi kemasyarakatan menjadi kurang dinamis dan mengalami perkembangan yang lambat. Keputusan sering kali didasarkan pada emosi dan kepercayaan, bukan pada pertimbangan rasional.
Sifat pasif ini menyebabkan kurangnya inisiatif dari masyarakat, sehingga organisasi kemasyarakatan menjadi kurang berkembang.
8. Tingginya Nilai Sosial
Dalam masyarakat desa, kepentingan bersama lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi. Nilai gotong royong, kepercayaan terhadap pemimpin, dan hubungan kekeluargaan yang erat menciptakan struktur sosial yang intim dan saling menghormati.
Melestarikan tradisi dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan luhur, serta sebagai pedoman dalam menjaga tatanan kehidupan sosial. Nilai-nilai sosial budaya ini menjadi sesuatu yang sakral dan sangat dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat desa.