Accumini.com – Penerapan Manajemen dalam Proses Agribisnis Tanaman. Setelah memahami fungsi manajemen dalam agribisnis tanaman, kini saatnya mempelajari penerapannya secara nyata. Manajemen sangat diperlukan dalam setiap tahapan proses agribisnis agar perusahaan atau organisasi dapat mencapai tujuannya secara optimal.
Menurut Said dan Intan (2001), penerapan manajemen dalam agribisnis tanaman mencakup lima kegiatan utama:
1. Perencanaan Produksi Pertanian
Contents
Perencanaan produksi mencakup beberapa hal penting, antara lain:
a. Pemilihan Komoditas Pertanian
Pemilihan komoditas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Faktor yang perlu dipertimbangkan:
- Permintaan pasar
- Biaya produksi
- Potensi pemasaran
- Kesesuaian iklim dan topografi
b. Pemilihan Lokasi Produksi
Untuk skala menengah dan besar, lokasi memengaruhi keberlangsungan usaha. Hal yang diperhatikan:
- Kedekatan bahan baku
- Ketersediaan sarana dan prasarana
- Ketersediaan tenaga kerja
- Akses ke pasar
c. Penentuan Skala Usaha
Tiga jenis skala usaha:
- Kecil: usaha rumah tangga
- Menengah
- Besar
Faktor pertimbangan:
- Modal, tenaga kerja, bahan baku, peralatan
- Kesesuaian pasar dan karakteristik komoditas
- Contoh: Tanaman hortikultura dapat efisien dalam skala kecil, sedangkan tanaman perkebunan seperti teh, kopi, karet membutuhkan skala besar dan pola kemitraan (Perkebunan Inti Rakyat)
d. Perencanaan Proses Produksi
Poin penting yang perlu diperhatikan:
- Biaya Produksi
Harus diperhitungkan dari modal sendiri atau sumber lain seperti kredit dan penjualan saham. - Penjadwalan Produksi
Menyesuaikan periode produksi dengan waktu panen yang menguntungkan.
Contoh: Jika permintaan cabai tinggi pada bulan Desember, penanaman dilakukan 3 bulan sebelumnya, yaitu akhir Agustus sampai awal September. - Pola Produksi
Berdasarkan jumlah komoditas (tunggal, ganda, multikomoditas) dan sistem produksi (pergiliran tanaman atau produksi massa). - Perencanaan Input dan Sarana Produksi
Mengidentifikasi jenis, jumlah, dan mutu input seperti bibit, pupuk, obat, tenaga kerja, serta modal. Menentukan sistem pengadaan antara produksi sendiri atau membeli.
2. Pengorganisasian Input dan Sarana Produksi
Pengorganisasian mencakup:
- Perencanaan persediaan
- Pengadaan/pembelian
- Penyimpanan
- Pengalokasian
- Pemeliharaan
Tujuannya adalah menempatkan input dan fasilitas secara tepat baik dari segi jumlah, mutu, dan kapasitas. Penyesuaian tenaga kerja juga sangat penting sesuai kualifikasi.
Contoh: Perusahaan agribisnis membutuhkan mandor kebun dengan kualifikasi SMK Pertanian dan bersertifikat LSP P1 Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3. Pengarahan dalam Agribisnis Tanaman
Pengarahan fokus pada manajemen sumber daya manusia dengan tujuan:
- Menentukan kewajiban dan tanggung jawab
- Mendelegasikan wewenang
- Menciptakan motivasi kerja
- Mengawasi pelaksanaan tugas
Contoh kegiatan pengarahan:
- Manajer kebun mengatur jadwal kerja
- Mandor memimpin dan menilai kinerja pekerja
- Manajer meningkatkan kesejahteraan karyawan
- Penerapan sistem absensi
- Briefing berkala untuk pengarahan dan evaluasi
4. Pengawasan Produksi Pertanian
Pengawasan dilakukan selama proses produksi, meliputi:
- Biaya produksi
- Jadwal kerja
- Pemanfaatan input
- Pemasaran
Tujuannya adalah memastikan proses berjalan sesuai rencana dan semua tugas dijalankan dengan benar.
5. Evaluasi Produksi Pertanian
Evaluasi dilakukan sejak perencanaan hingga akhir kegiatan produksi untuk mengidentifikasi penyimpangan dan mengambil tindakan pengendalian.
Contoh: Kelebihan penggunaan tenaga kerja, pemborosan air atau biaya pada tahap tertentu.
Kesimpulan
Penerapan manajemen dalam agribisnis tanaman meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi. Kelima fungsi ini saling terkait dan diperlukan agar usaha agribisnis berjalan efisien, produktif, dan menguntungkan.Â