Accumini.com – Proses Pascapanen Alpukat : Lengkap Mulai Pengangkutan Hingga Distribusi. Pascapanen merupakan tahap krusial dalam proses produksi alpukat. Kegiatan ini menentukan mutu, daya simpan, dan nilai jual buah di pasar. Penanganan yang baik sejak panen hingga distribusi sangat penting untuk mempertahankan kualitas alpukat tetap segar, menarik, dan aman dikonsumsi.
Berikut adalah tahapan lengkap proses pascapanen alpukat yang wajib diketahui oleh petani, pengepul, dan pelaku agribisnis lainnya.
1. Pengangkutan Hasil Panen Alpukat
Contents
Langkah awal dalam proses pascapanen alpukat adalah pengangkutan hasil panen dari kebun ke tempat pengolahan.
a. Tempat Pengumpulan Sementara (Mini Collecting House)
Setelah dipanen, buah alpukat sebaiknya segera diletakkan di tempat pengumpulan sementara yang terlindung dari sinar matahari langsung, angin, hujan, dan cemaran lingkungan. Tempat ini dikenal dengan sebutan mini collecting house.
b. Cara Pengangkutan dari Kebun
Pengangkutan hasil panen dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dipikul secara manual, menggunakan sepeda, sepeda motor, atau mobil, tergantung pada skala dan jarak lokasi.
c. Pengiriman ke Bangsal Pascapanen
Buah yang sudah dikumpulkan kemudian segera diangkut ke bangsal pascapanen atau packing house untuk ditimbang dan dilakukan proses pascapanen lebih lanjut.
2. Pembersihan Buah Alpukat
Langkah kedua adalah pembersihan buah dari kotoran yang menempel, seperti debu, tanah, atau sisa daun.
a. Lokasi Pembersihan
Proses pembersihan bisa dilakukan di tempat pengumpulan sementara ataupun langsung di bangsal pascapanen.
b. Metode Pembersihan
Gunakan kain yang lembut dan lembab untuk membersihkan permukaan buah. Lap buah secara hati-hati dan merata agar kulit buah tidak rusak.
c. Pengeringan
Setelah dibersihkan, buah dikeringanginkan untuk menghindari kelembaban berlebih yang dapat memicu pembusukan.
3. Proses Sortasi Buah Alpukat
Sortasi adalah kegiatan penting untuk memisahkan buah berdasarkan kualitas fisik dan tingkat kematangan.
a. Lokasi Sortasi
Sortasi dilakukan di bangsal pascapanen dengan pencahayaan yang cukup agar kualitas buah dapat terlihat dengan jelas.
b. Kriteria Sortasi
Buah dipisahkan berdasarkan kondisi berikut:
-
Buah Baik: Tidak cacat, mulus, bebas penyakit, tanpa luka fisik maupun mikrobiologis.
-
Buah Rusak atau Busuk: Buah yang memiliki luka, bentuk abnormal, atau sudah membusuk.
c. Sortasi Berdasarkan Tingkat Kematangan
Buah alpukat disortir menjadi empat kategori utama:
-
Buah Muda: Berumur kurang dari 180 hari, warna hijau muda, tekstur keras, rasa pahit getir.
-
Buah Tua: Berumur 180–240 hari, kulit buah rata, rasa dan aroma optimal, cocok untuk dipasarkan.
-
Buah Masak: Buah tua yang sudah matang sempurna, daging buah lunak, warna kuning menarik, rasa enak, aroma optimal.
-
Buah Terlalu Masak: Kulit dan daging terlalu lunak, ada bercak hitam lembek dan berair.
Buah yang telah disortasi kemudian ditempatkan dalam keranjang plastik agar tetap terjaga kualitasnya.
4. Grading Alpukat: Pengelompokan Berdasarkan Ukuran
Grading bertujuan untuk memisahkan buah alpukat berdasarkan bobot dan ukuran, sehingga memudahkan proses pengepakan dan pemasaran.
a. Lokasi Grading
Grading dilakukan di bangsal pascapanen, setelah proses sortasi selesai.
b. Kriteria Grading Alpukat
Buah alpukat dikelompokkan berdasarkan bobotnya:
-
Sangat Besar: > 550 gram per buah.
-
Besar: 451–550 gram per buah.
-
Sedang: 351–450 gram per buah.
-
Kecil: 250–350 gram per buah.
-
Sangat Kecil: < 250 gram per buah.
Pengelompokan ini penting untuk memenuhi standar pasar, baik pasar lokal maupun ekspor.
5. Pelabelan Buah Alpukat
Pelabelan berfungsi sebagai identitas produk agar dapat ditelusuri asal-usulnya dan memenuhi standar pasar modern.
a. Informasi dalam Label
Label biasanya mencantumkan informasi berikut:
-
Nama produk
-
Nama kelompok tani
-
Nomor registrasi kebun
-
Informasi tambahan sesuai kebutuhan pasar
b. Cara Pelabelan
Label ditempelkan pada permukaan buah, biasanya di bagian tengah. Pastikan label menempel kuat dan tidak mudah lepas selama proses pengemasan dan distribusi.
6. Pengemasan Alpukat
Pengemasan adalah langkah penting untuk melindungi buah selama proses transportasi.
a. Jenis Kemasan
Ada tiga jenis wadah yang umum digunakan:
-
Peti Kayu:
Digunakan untuk pengiriman jarak jauh antar provinsi atau antar pulau.
Kapasitas maksimal 40 kg per peti dengan ukuran 60 x 60 x 40 cm dan ketebalan papan kayu 2 cm. Terdapat jarak antar papan 2-3 cm sebagai ventilasi udara. -
Keranjang Plastik:
Cocok untuk transportasi jarak pendek antar kota.
Kapasitas maksimal 18 kg per keranjang dengan ukuran 60 x 40 x 30 cm. -
Box Karton:
Digunakan untuk transportasi jarak menengah dan jauh.
Kapasitas maksimal 20 kg per box dengan ukuran 50 x 40 x 20 cm dan ketebalan karton 3-5 mm. Terdapat dua lubang ventilasi di setiap sisi kotak.
b. Proses Pengemasan
Buah dimasukkan ke dalam kemasan secara hati-hati sesuai dengan hasil grading dan pelabelan. Pastikan setiap wadah berisi buah dengan mutu yang seragam. Tiap kemasan harus memiliki tanda pengenal produk sesuai dengan label.
7. Pengangkutan dan Distribusi Alpukat
Tahapan terakhir dalam proses pascapanen alpukat adalah pengangkutan dan distribusi ke pasar konsumen.
a. Pengaturan Suhu dan Kelembaban
Untuk menjaga kualitas buah, suhu dalam transportasi sebaiknya diatur antara 12–20°C dengan kelembaban udara 85–90%.
b. Form Pencatatan Distribusi
Setiap pengiriman harus dilengkapi dengan form pencatatan yang mencatat tanggal, waktu keluar buah, jumlah, dan kondisi kemasan.
c. Persyaratan Kendaraan Angkut
Sarana transportasi harus dalam kondisi bersih, bebas dari cemaran bahan berbahaya dan bau tidak sedap. Hindari paparan sinar matahari langsung, panas berlebih, dan hujan selama pengangkutan.
d. Waktu Pengiriman
Sebaiknya pengangkutan dilakukan pada malam hari untuk menghindari suhu tinggi siang hari yang dapat merusak kualitas buah.
e. Aturan Penumpukan
-
Untuk kemasan karton: Maksimal 10 tumpuk.
-
Untuk peti atau keranjang plastik: Maksimal 4 tumpuk.
Kesimpulan
Pengelolaan pascapanen alpukat yang baik dan benar menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga mutu buah hingga ke tangan konsumen. Mulai dari pengangkutan, pembersihan, sortasi, grading, pelabelan, pengemasan, hingga distribusi, semuanya memegang peranan penting.
Dengan penerapan teknik pascapanen yang tepat, petani alpukat tidak hanya dapat meningkatkan daya saing produknya di pasar lokal, tetapi juga berpotensi menembus pasar ekspor.
Memahami dan menjalankan SOP pascapanen dengan baik adalah investasi jangka panjang dalam menjaga reputasi mutu alpukat Indonesia.